Assalamualaikum , salam sejahtera untuk kita semua. Disini saya akan memaparkan bagaimana cara Arsitek berkomunikasi selain melalui cara berbicara atau juga tulisan. Manusia pada hakikatnya adalah makluk sosial yang selalu melakukan kegiatan interaksi antar sesama manusia , dalam hal ini manusia memerlukan bahasa / komunikasi. Komunikasi itu sendiri bisa melalui Suara , Visual dan Gerakan . Dalam kasus Arsitek tidak sepenuhnya menggunakan tulisan atau ucapan melainkan melalui karyanya berupa gambar. Gambar dalam Arsitektur dibagi menjadi 2 macam yaitu gambar Kerja dan gambar Presentasi. Masing-masing pun memiliki fungsinya tersendiri
Gambar Presentasi
Gambar
presentasi atau gambar arsitektur memang dibuat untuk keperluan showcase.
Oleh sebab itu, ia sengaja dibuat tampak seindah mungkin. Bahkan, tak jarang
gambar ini mendapat sentuhan efek dramatis agar lebih tampak impresif.
Tujuannya, tentu agar menarik perhatian dan menunjukkan pesona dari arsitektur
itu sendiri.
Meskipun
demikian, aspek informatif dari gambar tetap harus diperhatikan, karena gambar
arsitektur tidak sama dengan lukisan yang cukup indah saja, tapi harus bersifat
informatif juga bagi yang mengamati. Misalnya gambar denah, meskipun dalam
denah presentasi tidak selalu jelas manampilkan, misalnya, posisi kolom atau
material dinding, gambar tersebut tetap harus dapat menunjukkan dengan baik
jenis ruang, sirkulasi, dsb.
Gambar Kerja
Sesuai namanya, gambar teknik atau gambar konstruksi memuat informasi-informasi teknis suatu bangunan dengan lebih mendetail, misalnya material yang dipakai, konstruksi sambungan, posisi kolom-balok, plumbing (perpipaan), kelistrikan, dsb. Gambar seperti ini dipakai sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan di lapangan. Karena fungsinya demikian, tidak seperti halnya gambar presentasi yang memang mengedepankan keindahan, gambar teknik sangat menekankan ketepatan dan kelengkapan gambar. Dalam gambar kerja terdapat bagian yang umum para Arsiek pakai seperti Denah , Potogan dan Tampak.
Denah
Denah adalah tampak atas bangunan yang terpotong secara horizontal setinggi 1m dari ketinggian 0.00 sebuah bangunan dengan bagian atas bangunan dibuang/dihilangkan.
Fungsi denah antara lain untuk menunjukkan:
– fungsi ruang
– susunan ruang
– sirkulasi ruang
– dimensi ruang
– letak pintu dan bukaan
– isi ruang
– fungsi utilitas ruang (air, listrik, AC, dll.) pada denah-denah tertentu
Pada gambar denah presentasi, biasanya bagian dinding yang terpotong hanya diblok dengan warna hitam, sementara kolom diberi warna putih untuk pembedaan. Sedangkan, pada gambar teknik untuk pekerjaan lapangan, bagian yang terpotong tersebut perlu dilengkapi dengan notasi material sebagai pedoman pengerjaan.
Untuk ketebalan, bagian yang terpotong digambar dengan garis yang lebih tebal. Furnitur dalam ruangan, kecuali tingginya melebihi 1m dari level 0.00 yang ditentukan, digambar dengan garis yang lebih tipis. contoh gambar dari tugas Pengantar Real Estate
( sumber gambar : tugas Pengantar Real Estate )
komentar : Dari gambar diatas masih banyak sekali kekurangan dalam notasi dan simbol
Potongan
Gambar dari suatu bangunan yang dipotong vertikal pada sisi yang
ditentukan (tertera pada denah) dan memperlihatkan isi atau bagian dalam
bangunan tersebut.
Fungsi potongan untuk menunjukkan:
– Struktur bangunan
– Dimensi tinggi ruang
– Dimensi tinggi ruang
Untuk kriteria penggambaran, potongan kurang lebih sama dengan denah.
Bagian yang terpotong digaris tebal dengan notasi material bila
merupakan gambar kerja.
Ada juga yang disebut potongan ortogonal, yaitu gambar potongan yang
berkesan tiga dimensi karena digambar dengan teknik gambar perspektif
satu titik lenyap. Letak titiknya sendiri berada di tengah bangunan.
( sumber gambar : tugas Pengantar Real Estate )
komentar : Dari gambar diatas masih banyak sekali kekurangan dalam notasi , elevasi , material , dan detail gambar.
Tampak
Definisi: Wujud bangunan secara dua dimensi yang terlihat dari luar bangunan.
Fungsi gambar tampak antara lain untuk menunjukkan:
– dimensi bangunan
– proporsi
– gaya arsitektur
– warna & material
– estetika
Karena digambar secara dua dimensi, pada gambar tampak kemungkinan
akan ada beberapa bagian bangunan yang ukurannya menjadi tidak sesuai
dengan ukuran yang sebenarnya (sesuai skala), yakni garis atau bidang
yang tidak sejajar dengan bidang gambar. Untuk arah pandang sendiri
tidak tergantung pada suatu patokan yang pasti. Bisa jadi gambar tampak
dinamai sesuai dengan arah mata angin (tampak utara, tampak timur, dll.)
atau dinamai sesuai view tertentu seperti tampak dari danau, tampak
dari jalan raya, dsb. Selain itu bisa juga diberi nama tampak A, tampak
B, dst. Sesuai keinginan dari sang arsitek yang ditentukan pada denah.
( sumber gambar : tugas Pengantar Real Estate )
komentar : Dari gambar diatas masih banyak sekali kekurangan seperti unsur pelengkap seperti lampu , manusia dan detail bangunan lainnya.